5 Bahaya Self Diagnosis untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : dr. Rr. Rizki Arinda Demia Larasati
Bahaya self diagnosis salah satunya membuat orang jadi makin stres - AlteaCare | Foto: jcomp/Freepik

Bahaya self diagnosis salah satunya membuat orang jadi makin stres - AlteaCare | Foto: jcomp/Freepik

Rabu, 15 Maret 2023

Sadar tentang pentingnya kesehatan fisik dan mental adalah hal yang bagus. Namun, bukan berarti kita lantas boleh-boleh saja melakukan self diagnosis. Ini bisa berujung bahaya pada diri sendiri, lo!

Yang dimaksud dengan self diagnosis atau self diagnose adalah diagnosis kondisi kesehatan mental dan fisik yang kita lakukan sendiri tanpa berkonsultasi pada dokter, psikolog, atau psikiater.

Kira-kira kenapa orang melakukannya, ya?

Self diagnose biasanya dilakukan seseorang karena ingin tahu apa yang terjadi pada dirinya. Secara instingtif, orang terdorong untuk mengaitkan apa yang mereka rasakan atau alami dengan apa yang mereka ketahui. Dalam hal ini adalah pengetahuan seputar gangguan kesehatan ataupun penyakit yang dibacanya dari berbagai sumber.

Di era serba teknologi ini, banyak orang melakukan self diagnose berdasarkan sumber yang diperoleh dari Google dan media sosial.

Memang, artikel kesehatan yang kita baca bisa memaparkan fakta-fakta seputar gejala gangguan atau penyakit tertentu.

Namun, sebenarnya itu semua hanyalah gambaran umum saja. Jadi, tidak bisa dijadikan ukuran untuk menyimpulkan kondisi kesehatan kita.

Apalagi kalau kita lihat saat berkonsultasi di dokter. Meski kita sudah sampaikan keluhan, dokter akan tetap lakukan pemeriksaan untuk memastikan dan menanyakan apa saja yang sudah kita lakukan atau makan sebelum sakit.

Bila masih belum yakin, dokter bisa merujuk kita untuk pemeriksaan lainnya, seperti periksa darah atau urine. Singkat kata, dokter tidak semudah itu menyatakan apa penyakit kita.

Perlu diketahui, ada banyak bahaya self diagnosis yang harus kita waspadai, lo! Yuk, simak selengkapnya berikut ini!

5 Bahaya Self Diagnosis

Bertindak gegabah dengan mencoba mendiagnosis diri sendiri bisa berpotensi menyebabkan beberapa hal berikut:

1. Penyakit Asli Tidak Terdeteksi

Saat melakukan self diagnose, kita akan mencocok-cocokkan gejala yang dialami dengan daftar gejala sebuah penyakit ada di internet.

Nah, yang perlu kita tahu, terkadang satu gejala itu bisa berkaitan dengan beberapa jenis penyakit. Jadi, peluang salah diagnosis cukup besar.

Misalnya, Anda sedang stres berat dan tidak ingin ketemu orang. Sewaktu browsing di internet, Anda baca bahwa gejala yang dirasakan itu berarti depresi.

Apa lantas Anda depresi? Belum tentu. Sebab, gangguan kecemasan juga bisa memiliki gejala yang sama. Bahkan, bisa jadi Anda ternyata cuma stres biasa.

Contoh lainnya: Anda sedang batuk-batuk dan hidung tersumbat. Setelah baca di medsos, Anda panik karena ini adalah gejala COVID. Padahal, bisa jadi Anda cuma batuk-flu biasa.

Baca Juga: 8 Cara Mengurangi Overthinking agar Mental Tetap Sehat

2. Jadi Stres Sendiri

Karena hanya berbekal artikel di internet tanpa konsultasi ke dokter atau psikiater, self diagnosis akhirnya bisa bikin Anda jadi stres berat.

Bagaimana tidak, semakin banyak baca, sepertinya semakin berat saja penyakit yang mungkin Anda derita. Bukan mustahil Anda juga jadi kelewat khawatir soal masa depan.

Misalnya, bagaimana kalau Anda kanker, sementara kuliah S2 belum selesai? Bagaimana kalau ternyata penyakit Anda tidak bisa disembuhkan sementara masih ada anak-anak usia balita yang butuh didampingi?

3. Perilaku Bisa Berubah

Stres berat akibat melakukan self diagnosis pada akhirnya bisa berpengaruh pada perilaku Anda.

Anda bisa saja melampiaskan stres dengan cara marah-marah, mabuk-mabukan, merokok, makan berlebihan, dan lain-lain. Tentu saja perilaku ini bisa berdampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

4. Salah Penanganan

Melakukan self diagnose juga dapat mendorong Anda untuk berusaha mengobati diri sendiri. Bisa dengan membeli obat tanpa resep dokter, mencoba berbagai jenis obat bebas di apotek, atau pengobatan alternatif.

Bahkan, bisa saja Anda membiarkan gejala yang dialami begitu saja. Sementara itu, menunda atau mengabaikan perawatan bisa memperparah gejala yang Anda alami.

5. Salah Minum Obat

Ketika Anda berinisiatif beli obat sendiri, bagaimana dengan dosisnya? Atau, berapa lama obat itu harus diminum? Apakah obat itu bisa diminum bersama obat lain? Semua detail terkait konsumsi obat ini tidak Anda ketahui, karena tidak konsultasi dengan dokter.

Akibatnya, keputusan self diagnosis ini bisa berujung Anda juga berisiko salah minum obat. Memutuskan minum obat berdasarkan info dari internet juga terkadang bisa menyesatkan. Sebab, dokterlah yang sebenarnya tahu jenis dan dosis obat apa yang paling sesuai dengan gejala serta kondisi kesehatan Anda.

Salah minum obat ini bisa berakibat buruk, sebab obat-obatan mengandung bahan kimia yang berbahaya bila tidak digunakan semestinya.

Baca Juga: Tebus Obat Resep Jadi Praktis dengan AlteaCare. Tanpa Antre!

Pentingnya Konsultasi dengan Dokter atau Psikiater

Tidak ada salahnya kita kita menambah wawasan seputar kesehatan fisik dan mental. Namun, saat mengalami gejala penyakit, segera periksa ke dokter. Atau, bila terkait gangguan psikologis, bisa ke psikolog atau psikiater.

Inilah beberapa alasan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter:

  • Anda bisa dapat diagnosis yang tepat
  • Anda juga dapat rekomendasi penanganan yang tepat
  • dokter memantau perkembangan kesehatan dengan lebih baik
  • Anda didampingi saat harus ambil keputusan terkait penanganan penyakit, dokter atau psikiater akan memberikan pertimbangan berdasarkan kompetensinya

Itulah bahaya self diagnosis dan alasan pentingnya berkonsultasi dengan profesional.

Sobat Altea yang sedang alami gangguan kesehatan, hindari self diagnose dan sempatkan diri konsultasi dengan dokter.

Anda bisa lakukan video call dengan dokter spesialis di AlteaCare. Selain itu, Anda juga bisa minta bantuan dari tim andalan dari Altea Manja yang akan mendampingi Anda dalam mendapatkan layanan kesehatan sesuai gejala yang sedang dialami.

Yuk, gunakan aplikasi AlteaCare dan segera dapatkan layanan kesehatan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan Anda!





Sumber:

  • Counseling Today. Diakses pada Oktober 2022. Self-diagnosis in a digital world
  • News Medical Net. Diakses pada Oktober 2022. The Health Risks of Self-Diagnosing Mental Disorders
  • Ahmed, A., & Samuel, S. (2017). Self-diagnosis in psychology students. The International Journal of Indian Psychology, 5(1), 148-164.
  • Highland Springs Clinic. Diakses pada Oktober 2022. Dangers of Self Diagnoses
0 Disukai
0 Komentar